KETIKA PANCASILA DIPAKSA DURHAKA


Seleksi TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) terhadap para pegawai KPK akhir-akhir ini menuai polemic karena soal-soal tes yang tersebar di publik sangat tendensius. Seolah-olah para pegawai dipaksa memilih antara agama dan pnacasila. Padahal sejarah mengatakan bahwa Pancasila terlahir hasil dari pemikiran-pemikiran Bapak Bangsa yang merangkum semua aspek, termasuk aspek agama. Hal tersebut tertuang dalam Pancasila Ayat 1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Soal yang jelas-jelas memaksa calon pegawai untuk memilih anntara Kitab Suci Al-Quran atau Pancasila ?

Pelabelan sesorang yang taat terhadap Agama Islam, baik secara ibadah dan hukum-hukumnya dianggap tidak Pancasilais. Dan hasilnya adalah ada 75 orang yang tidak lulus dimana orang-orang tersebut adalah orang-orang yang memegang peranan besar dan sedang menangani kasus-kasus besar.

Pancasila ohh.. Pancasila.

Saya sangat kasihan dengan Pancasila, hanya karena untuk memenuhi hasrat sekelompok orang demi satu tujuan Pancasila dipaksa untuk keluar dari makna Pancasila. Sila pertama yang mewakili agama seakan ingin dipisahkan dari Pancasila itu sendiri.

Anda taat hukum agama islam ? Berari anda tidak menerima Pancasila. Saya yakin pelabelan ini ada  kesengajaan jika diurut dari kejadian-kejadian yang hangat dengan waktu yang hampir bersamaan. Habib Rizik yang diproses hukum dengan dibesar-besarkan, fitnah-fitnah terhadap ulama, Pegawai KPK menjadi ASN, Gerakan Islam liberal berkedok toleransi beragama.

Ini adalah pelecehan terhadap agama dan pancasila, namun jajaran Pemerintah dan jajaran pembela Jokowi seakan mati-matian mempertahankan argumentasi ngelesnya.

Saya yakin ini bukan persoalan Agama dan Pancasila, namun dua-duanya menjadi korban dijadikan tameng dan tombak untuk memukul orang-orang yang tidak manut terhadap Pemerintah. Lebih jauh lagi banyak bangkai yang coba ditutpi supaya tidak tercium baunya dengan cara melemahkan orang-orang yang berintegritas dan tidak ada kompromi terhadap kebatilan.

Pada akhirnya anda yang menilai sendiri….

Seleksi TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) terhadap para pegawai KPK akhir-akhir ini menuai polemic karena soal-soal tes yang tersebar di publik sangat tendensius. Seolah-olah para pegawai dipaksa memilih antara agama dan pnacasila. Padahal sejarah mengatakan bahwa Pancasila terlahir hasil dari pemikiran-pemikiran Bapak Bangsa yang merangkum semua aspek, termasuk aspek agama. Hal tersebut tertuang dalam Pancasila Ayat 1 “Ketuhanan Yang Maha Esa”

Soal yang jelas-jelas memaksa calon pegawai untuk memilih anntara Kitab Suci Al-Quran atau Pancasila ?

Pelabelan sesorang yang taat terhadap Agama Islam, baik secara ibadah dan hukum-hukumnya dianggap tidak Pancasilais. Dan hasilnya adalah ada 75 orang yang tidak lulus dimana orang-orang tersebut adalah orang-orang yang memegang peranan besar dan sedang menangani kasus-kasus besar.

Pancasila ohh.. Pancasila.

Saya sangat kasihan dengan Pancasila, hanya karena untuk memenuhi hasrat sekelompok orang demi satu tujuan Pancasila dipaksa untuk keluar dari makna Pancasila. Sila pertama yang mewakili agama seakan ingin dipisahkan dari Pancasila itu sendiri.

Anda taat hukum agama islam ? Berari anda tidak menerima Pancasila. Saya yakin pelabelan ini ada  kesengajaan jika diurut dari kejadian-kejadian yang hangat dengan waktu yang hampir bersamaan. Habib Rizik yang diproses hukum dengan dibesar-besarkan, fitnah-fitnah terhadap ulama, Pegawai KPK menjadi ASN, Gerakan Islam liberal berkedok toleransi beragama.

Ini adalah pelecehan terhadap agama dan pancasila, namun jajaran Pemerintah dan jajaran pembela Jokowi seakan mati-matian mempertahankan argumentasi ngelesnya.

Saya yakin ini bukan persoalan Agama dan Pancasila, namun dua-duanya menjadi korban dijadikan tameng dan tombak untuk memukul orang-orang yang tidak manut terhadap Pemerintah. Lebih jauh lagi banyak bangkai yang coba ditutpi supaya tidak tercium baunya dengan cara melemahkan orang-orang yang berintegritas dan tidak ada kompromi terhadap kebatilan.

Pada akhirnya anda yang menilai sendiri….

Tinggalkan komentar